Pengertian Sosialisasi dan Jenis-jenisnya
Pengertian Sosialisasi dan Jenis-jenisnya | Sosialisasi yaitu suatu proses penanaman kebiasaan, nilai-nilai, dan aturan dari satu generasi ...
https://mbahkarno.blogspot.com/2013/03/pengertian-sosialisasi-dan-jenis.html
Pengertian Sosialisasi dan Jenis-jenisnya | Sosialisasi yaitu suatu proses penanaman kebiasaan, nilai-nilai, dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam kehidupan suatu masyarakat. Para sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory) disebabkan dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu dalam menjalani kehidupannya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
Sosialisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Kedua proses tersebut berlangsung, baik dalam lingkungan tempat tinggal maupun tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup, dan diatur secara formal oleh suatu tata aturan yang disepakati bersama.
1. Sosialisasi Primer
Sosiolog Peter L. Berger dan Luckman mengartikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap, ia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang tua menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas dalam lingkup komunitas terkecil, yakni keluarga dan orang tualah yang paling banyak mengontrol kondisi anak. Kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dan anggota keluarga terdekatnya. Orang tua akan menjadi potret dan cermin bagi anak dalam mengembangkan kepribadiannya.
Pola hubungan segitiga abadi yang dibangun, yakni ayah, ibu, dan anak-anak dalam sebuah keluarga akan memberikan andil besar terhadap proses pengembangan potensi dan nilai-nilai melekat dalam kepribadian anak.
2. Sosialisasi Sekunder
Selain berinterkasi dalam komunitas terkecil yakni keluarga, seorang anak juga melakukan proses komunikasi dengan lingkungan masyarakat, baik itu teman sepermainan, teman sekolah, maupun masyarakat umum. Di sanalah terjadi proses sosialisasi yang kedua yakni sosialisasi sekunder.
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri atau kekhasan yang baru. Adapun dalam proses desosialisasi seseorang mengalami “pencabutan” atau pelepasan identitas diri lama yang sudah melekat dalam kepribadiannya.
Materi ini mbah ambil dari Buku Sekolah Elektronik IPS 1 karya Herlan Firmansyah dan Dani Ramdani
Sosialisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Kedua proses tersebut berlangsung, baik dalam lingkungan tempat tinggal maupun tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup, dan diatur secara formal oleh suatu tata aturan yang disepakati bersama.
1. Sosialisasi Primer
Sosiolog Peter L. Berger dan Luckman mengartikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap, ia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang tua menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas dalam lingkup komunitas terkecil, yakni keluarga dan orang tualah yang paling banyak mengontrol kondisi anak. Kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dan anggota keluarga terdekatnya. Orang tua akan menjadi potret dan cermin bagi anak dalam mengembangkan kepribadiannya.
Pola hubungan segitiga abadi yang dibangun, yakni ayah, ibu, dan anak-anak dalam sebuah keluarga akan memberikan andil besar terhadap proses pengembangan potensi dan nilai-nilai melekat dalam kepribadian anak.
2. Sosialisasi Sekunder
Selain berinterkasi dalam komunitas terkecil yakni keluarga, seorang anak juga melakukan proses komunikasi dengan lingkungan masyarakat, baik itu teman sepermainan, teman sekolah, maupun masyarakat umum. Di sanalah terjadi proses sosialisasi yang kedua yakni sosialisasi sekunder.
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri atau kekhasan yang baru. Adapun dalam proses desosialisasi seseorang mengalami “pencabutan” atau pelepasan identitas diri lama yang sudah melekat dalam kepribadiannya.
Materi ini mbah ambil dari Buku Sekolah Elektronik IPS 1 karya Herlan Firmansyah dan Dani Ramdani