Upacara Labuhan Keraton Yogyakarta
Upacara Labuhan | setiap tahun, keluarga keraton Yogyakarta selalu mengadakan upacara labuhan, biasanya dilaukan setelah penobatan dan pada...
http://mbahkarno.blogspot.com/2011/11/upacara-labuhan-keraton-yogyakarta.html
Upacara Labuhan | setiap tahun, keluarga keraton Yogyakarta selalu mengadakan upacara labuhan, biasanya dilaukan setelah penobatan dan pada waktu ulang tahun penobatan (tinggalan dalem). Upacara labuhan diselenggarakan di empat tempat, yaitu Parang Kusumo, Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Dlepih.
Adapun upacara Labuhan adalah upacara mengirimkan sesaji ke tempat-tempat yang dianggap keramat dengan maksud sebagai penolak bala untuk keselamatan masyarakat. Upacara ini merupakan adat turun-temurun sejak masa pemerintahan Panembahan Senopati memegang kekuasaan di Mataram. Beliau adalah seorang raja yang sakti dan gemar bertapa. Dengan kesaktiannya, ia dapat melindungi masyarakat.
Panembahan Senopati juga dapat dengan mudah berhubungan dengan jin dan penguasa setempat untuk dapat dimintai pertolongan, dan sebagai imbalannya, beliau mempersembahkan sesaji maupun benda-benda tertentu yang menjadi kesukaan makhluk halus tersebut dalam bentuk upacara-upacara ritual.
Dan sepeninggal Panembahan Senopati, upacara ritual memberikan sesaji ini diterusakn oleh penerus-penerusnya hingga kini. Oleh karena itulah sampai sekarang upacara Labuhan masih rutin dilaksanakan.
Adapun jenis-jenis sesaji yang dipakai dalam upacara labuhan adalah sanggan (setanngkap pisang), kinang, abon-abon (yang terdiri bunga melati, mawar, kenanga, dan serbuk kayu), cendana, jajanan pasar, pala gumantung, pala kependem, dan pala kesimpar dan sesaji-sesaji lainnya.
Adapun upacara Labuhan adalah upacara mengirimkan sesaji ke tempat-tempat yang dianggap keramat dengan maksud sebagai penolak bala untuk keselamatan masyarakat. Upacara ini merupakan adat turun-temurun sejak masa pemerintahan Panembahan Senopati memegang kekuasaan di Mataram. Beliau adalah seorang raja yang sakti dan gemar bertapa. Dengan kesaktiannya, ia dapat melindungi masyarakat.
Panembahan Senopati juga dapat dengan mudah berhubungan dengan jin dan penguasa setempat untuk dapat dimintai pertolongan, dan sebagai imbalannya, beliau mempersembahkan sesaji maupun benda-benda tertentu yang menjadi kesukaan makhluk halus tersebut dalam bentuk upacara-upacara ritual.
Dan sepeninggal Panembahan Senopati, upacara ritual memberikan sesaji ini diterusakn oleh penerus-penerusnya hingga kini. Oleh karena itulah sampai sekarang upacara Labuhan masih rutin dilaksanakan.
Adapun jenis-jenis sesaji yang dipakai dalam upacara labuhan adalah sanggan (setanngkap pisang), kinang, abon-abon (yang terdiri bunga melati, mawar, kenanga, dan serbuk kayu), cendana, jajanan pasar, pala gumantung, pala kependem, dan pala kesimpar dan sesaji-sesaji lainnya.